Kamis, 13 Desember 2018

Antropologi dalam Keperawatan


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar belakang
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi kedoktoran dan / atau kesehatan harus mengutamakan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Kegiatan, proyek dan progam kesehatn diselnggarakan agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan, proyek dan progam kesehatan diselenggarakan dengan penuh tanggung jawab, sesuai dengan standar profesi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sunnguh-sungguh kebutuhan dan kondisi spesifik daerah.
Prospek perawat professional di maasa depan sangat ditentukan oleh banyak factor, mulai factor keadaan kesetabilaan social-ekonomi-politik di Indonesia dan factor internal pada diri perawat sendari.
Kesehatan adalah keadaan sejehteraan dan badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penggulungan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri atau pun secar kolektif, untuk membantu keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengerahui kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi ini yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh green dan para kolegannya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang direncang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.
Menjadi seorang tenaga kesehatan ( perawat ) bukanlah  hal yang mudah. Seornag perawat harus siap fisik maupun mental , karena tugas seorang perawat sangatlah berat. Pembangunan kesehatan yang cenderung urban-based harus terus diimbangi  dengan upaya-upaya pelayanan kesehatan yang bersifat rujukan, bersifat luar gedung maupun yang bersifat satelit pelayanan. Dengan demikian, pembangunan kesehatananan dapat menjangkau kantong-kantong penduduk risiko tinggi yang merupakan penyumbang terbesar kejadian sakit dan kematiaan. Kelompok-kelompok inilah yang sesungguhnya lebih membutuhkan pertolongan karena selain membutuhkan pertolongan karena selain lebih rentan terhadap penyakit, kemampuan membayar mereka jauh lebih sedikit.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, antara lain:
1.      Bagaimana penjelasan konsep antropologi dalam praktek keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman?
2.      Bagaimana aplikasi pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dalam praktek keperawatan
3.      Bagaiman integrasi pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nayaman dalam praktek keperawatan

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini, antara lain:
1.      Mengetahui konsep antropologi dalam praktek keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman
2.      Mengeahui tentang gambaran social budaya yang disini dijelaskan dengan antropologi kesehatan dalam praktek keperawatan.
3.      Mengetahui pengaruh social budaya terhadap praktek keperawatan.
4.      Sebagai bahan ajar dan penamahan pengetahuan tentang gambaran prospek social budaya dalam pelayanan kesehatan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini antara lain:
  1. Menambah pengetahuan penyusun dalam membuat dan menyusun makalh
2.      Untuk memahami konsep antropologi dalam praktek keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyam
BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Menjelaskan Konsep Antropologi Dalam Praktek Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
A.    Antropologi kesehatan
Antropologi kesehatan menurut ( foster / Anderson , 1986; 1-3 )  Adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.
Antropologi kesehatan menurut weaver adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.

B.     Keperawatan
Asuahan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditunjukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan / mempertahankan budaya, mengakomodasi / negosiasi budaya dan mengubah / mengganti budaya klien ( leininger, 1991 ).

C.    Asuhan keperawatan
Memberikan dukungan pada fase awal, perawat diharapkan memberikan dukungan pada klien pada fase penolakan ini.
Memberikan arahan pada klien bahwa marah adalah respon normal.
Membantu klien mengekspresikan apa yang dirasakannya.
a)      Sikap perawat dalam pemeliharaan kemandirian di rumah sakit
Ø  perawat harus menginformasikan klien tentang pilihan
Ø  perwat dapat memberikan dorongan dengan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk memberikan rasa control klien
Ø  perawat tidak boleh memaksakan bantuan
Ø  perawat memberikan dorongan kepada keluarga kepada keluarga untuk memberikan kebebasan klien membuat keputusan.

D.    Konsep Keperawatan
Model konseptual yang dikembangkan oleh leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit ( sunrise model ). Geisser ( 1991 ). Menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien ( Andrew and boyle, 1995 ). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
a)   Pengkajian
Proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien. Pengkajian dirancang berdasrkan 7 komponen yang ada pada “ sunrise model “ yaitu :
Ø  Factor teknologi
Memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan keseatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alas an mencari bantuan, alas an klien memilih perobatan alternative dan pemanfaatan teknologi untuk mengatsi permasalahan kesehatan saat ini.
Ø  Factor agama dan falsafah hidup
Agama adalah salah satu symbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para pemeluknya, agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menemptkan kebenaran di atasa segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Factor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit , cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.

Ø  Factor social dan keterikatan keluarga
Harus mengkaji factor-faktor : nama lengkap, nama panggilan, umur dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
Ø  Nilai-nilai budaya dan gaya hidup
Yang perlu di kaji : posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keliarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipandaan pada kondisi sakit.
Ø  Factor kebijakan dan peraturan yang berlaku
Yang harus dikaji : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkurang, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang di rawat
Ø  Factor ekonomi
Yang harus dikaji : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,.
Ø  Factor pendidikan
Di kaji pada tahap,: tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan

b)  Diagnosa keperawatan
Respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atu dikurangi melaui intervensi keperawatan.

c)  Perencanaan dan pelaksanaan
Perencanaan adalah sesuatu prosesmemilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

d)  Evaluasi
Evaluasi asuhan kepaerwatan dilakukan terhadap kebersihan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai denagn kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien.

E.     Definisi keamanan
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera atau bias juga keadaan aman dan tentram ( potter & parry, 2006 ).

F.     Klasifikasi kebutuhan keamanan dan keselamatan
1.      Keselamatan fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mengeluarkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan, bahaya atau pemajanan pada lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infeksi, oleh karena itu bergantung pada professional dalam sistem pelayanan kesehatan untuk perlindungan.
Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu diatas pemenuhan kebutuhan fisiologis. Misalnya, seorang perawat mungkin perlu melindungi klien disointasi dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. ( potter & perry, 2005)
2.      Keselamatan psikologis
Untuk selamat dan aman secara pisiologis, seorang manusia harus memhami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan professional pemberi perawatan kesehatan.


G.    Lingkup kebutuhan keamanan atau keselamatan
Lingkungan klien mencakup semua factor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien.
1.      Kebutuhan fisiologis
Ø  Oksigen
Bahaya umum yng ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan karbondioksida.
Ø  Kelembaban
Akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat.
Ø  Nutrisi
Makanan yang tidak di simpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat menyebabkan kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan rasiko infeksi dan keracunan makanana.

H.    Cara meningkatan keamanan
1.      Mrngkaji tingkat keamanan pasien untuk melindungi diri
2.      Menjaga keselamatan pasien yang gelisah
3.      Mengunci roda kereta dorong saat berhenti
4.      Penghalang sisi tempat tidur
5.      Bel yang mudah di jangkau
6.      Meja yang mudah dijangkau
7.      Kereta dorong ada penghalangnya
8.      Kebersihan lantai
9.      Prosedur tindakan

I.       Definisi kenyamanan
Kolcaba ( 1992, dalam potter & perry, 2005 ) mengungkapkan kenyamanana/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman ( suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari- hari ), kelegaan ( kebutuhan telah terpenuhi ), dan transeden ( keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri ).
 Kenyamanan mesti dipandang secara holistic yang mencakup empat aspek, yaitu :
·         Fisik, berhubungsn dengan sensasi tubuh
·         Social, berhubungan dengan hubungan interpersional, keluarga, dan social
·         Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan.
·         Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, tempertur, warna, dan unsur alam lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rsa nyeri, dan hipo/hipertemia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejela dan tanda pada pasien.


2.2  Mengaplikasikan Konsep Antropologi Dalam Praktek Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21, termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar Negara ( imigrasi ) dimungkinkan, menyebabkan adanya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan.
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat, yang dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan. Perkembangan teori keperawatan terbagi menjadi 4 level perkembangan yaitu matha theory, grand theory, middle range theory dan practice theory. Salah satu teori yang diungkapkan pada middle range theory adalah transcultural nursing theory.
Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi. Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah ketika klien sedang mengalami nyeri.
Pada beberapa daerah atau Negara diperolehkan sesorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriak atau menangis. Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya dengan meringis pelan, bila berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan, maka ketika ia mendapati klien tersebut menagis atau berteriak, maka perawat akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau memintanya berdoa atau malah memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya. Kebutuhan budaya yang  dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.


A. Kebutuhan akan rasa aman dan nyaman
Biasanya terpusatkan pada orang-orang yang sehat dan normal. Seseorang yang tidak aman akan memiliki kebutuhan akan keteraturan dan setabilitas yang sangat berlebihan dan menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak di harapkannya. Berada dengan orang yang merasa aman dia akan cenderung santai tanpa ada kecemasan yang berlebihan.
B.  Factor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
1.      Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisasi, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury
2.      Gangguan persepsi sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan pengelihatan
3.      Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit
4.      Tingkst kesadaran
Pada pasien koma, respon, akan menurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur
5.      Informasi atau komunikasi
Ganguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan
6.      Gangguan tingkat gangguan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.
7.      Penggunaan antibodik yang tidak resional
Akan menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
8.      Status nutrisi
Dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit
9.      Usia
Perbedaan perkembangan yang ditemukan antara anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
10.  Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanan.
11.  Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyamanan yang mereka punyai.

C.  Peningkatan kenyamanan
1.      Control nyeri
Nyeri dapat mempengaruhi klien dalam memenuhi kebutuhan istirahat tidur, nafsu makan, mobilitas dan fungsi psikologis.
2.      Ketakutan
Gejala yang ditimbulk seperti nyeri umum yang selalu dating setiap sat yang dapat membuat segala aktifitas terganggu.
Pemberian terapi dan pengendalian gejela penyakit
3.      Hygiene personal
Pemenuhan kebersihan diri merupakan salah satu yang harus dipenuhi agar klien merasa segar dan nyaman.


2.3  Mengintegrasikan Konsep Antropologi Dalam Praktek Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman

A.  Kebutuhan akan rasa aman
Biasanya terpusatkan pada orang-orang yang sehat dan normal. Seseorang yang tidak aman akan memiliki kebutuhan akan keteraturan dan setabilitas yang sangat berlebihan dan menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak di harapkannya. Berada dengan orang yang merasa aman dia akan cenderung santai tanpa ada kecemasan yang berlebihan
B.  Aplikasi dalam praktek keperawatan
Menurut  leininger ( 1983 )
1)      Mengambil langkah keputusan kognitif ekspresi stimulus kepercayaan budaya, nilai, dan praktik.
2)      Berusaha mempertahankan integrity nilai budaya, kepercayaan, praktik
Kreatif restructure dan reorganize berbeda budaya, pola baru keperawatan seorang perawat kesehatan sayogyanya mempunyai kemampuan untuk mengerti dan memahami bahwa setiap tindakan pelayanan perawatan kepada pasien ada proses lintas budaya yang mempengerahui. Pelayanan perawatan dilakukan terhadap pasien / klien yang tidak membedakan ras, agama, pendidikan, bangsa, jenis kelamin, golongan, suku.

C.  Peran sosiologi dalam praktik kesehatan
·         Sebagai ahli riset, penelitian ilmiah dan pembinaan pola piker terhadap masyarakat
·         Konsultan kebijakan, menganalisis fakta social, dinamika social dan kecenderungan proses serta perubahan social
·         Teknisi dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan masyarakat
·         Peran sebagai pendididkan kesehatan, wawasan dan pemahaman terhadap tenaga kesehataan / pengambil kebijakan kesehatan

D.  Manfaat telenursing
Menurut britton et all ( 1999 ) ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1.      Efektif dan efesien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek, ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home )
2.      Dungan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3.      Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
4.      Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlikan pengkajian yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak.
5.      Berhasil dalam menurunkan total biaya perwatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
                                
E.  Kesehatan dalam merawat pasien
-          Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga
-          Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko ( seperti melalui internet atau telepon ) dan keuntungan
-          Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien ( suara, gambar ) dapat dikontrol dengan membuat informed consent ( penyataan persetujuan )
-          Individu yang menyelahgunaan kerahasiaan, keamaan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman /legal aspek




























BAB III
PENUTUP


 3.1  Kesimpulan
Pengkajian asuahan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman sangat diperlukan untuk memuaskan pelayanan terahadap klien, evaluasi asuhan keperawatan melekat erat dengan perencanaan dan pelaksanaan proses asuhan keperawatan. Perencanaan dan pelaksanaan proses perawatan tidak dapat begitu saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar balakang budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien. Prospek social budaya terhadap keperawatan adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan prilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya dan menerapkan pelayananan keperawatan tanpa merugikan kesehatan atau melanggar asuhan prosedur keperawatan.

3.2  Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang Rasa aman dan nyaman dalam praktek keperawatan. Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa, dan lain sebagainya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat  membangun sangat kami harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca.





DAFTAR PUSTAKA
*      Foster/Anderson. 1986. Antropologi Kesehatan, Jakarta,  Grafiti.
*      Sarwono, S. 1993. Sosiologi  Kesehatan,   Beberapa   Konsep   Beserta Apli kasinya, Yogyakarta, Gadjah Mada Press.
*      Cultural Diversity in Nursing, (1997), Transcultural Nursing ; Basic Concepts and Case Studies,
*      Leininger. M & McFarland. M.R, (2002), Transcultural Nursing : Concepts,Theories, Research and Practice, 3rd Ed, USA, Mc-Graw Hill Companies Understanding The Theoretical Basis of Transcultural Nursing Care.
*      Transcultural NursingModels ; Theory and Practice,
*      keperawatansemester1.blogspot.com/2011/05/antropologi-kesehatan.html
*      www.docstoc.com/docs/26447538/Teori-model-leningger
*      http://www.google.com/rnc.org/info.konsep dasar transculturalnursing”
*      http://www.google.com/rnc.org/sosial budaya dan proyeksinya”






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gangguan Sistem Pencernaan

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan, hal tersebut di pengaruhi ole...